Opa Felix Sang Tour Guide



Rabu 18 Maret 2015, kelas Andaliman kedatangan tamu, ia adalah seorang tour guide yang membawa turis keliling Indonesia. Beliau dikenal dengan panggilan Opa Felix. Beliau datang untuk memberi tips dan berbagi cerita untuk perjalanan kelas Andaliman ke Semarang dan Lasem. Setelah masuk ke kelas kami, ia langsung bergabung ke dalam lingkaran, dan memperkenalkan dirinya. Sekarang, usianya sudah 60 tahun. Ia mulai bercerita waktu masih kecil, ia mengaku bahwa dia sangat nakal. Saat perjalanan menuju sekolah, ia menghadapi dua pilihan, yaitu ke sekolah atau ke Ciwidey. Dan seperti yang sudah diduga, ia memilih untuk ke Ciwidey karena lebih asyik, dan memilih untuk bolos sekolah. Sepulang dari Ciwidey, ia disuruh masuk ke dalam kamar siksa, dan ditembak dengan kaliber 22, hingga harus dioperasi. Tapi opa Felix tidak memiliki dendam, karena dia berpikir, itu adalah kasih sayang ayahnya terhadap kenakalannya. Dan dia mulai bercerita tentang alat-alat sederhana buatannya, seperti senter terbuat dari bambu, dan alat-alat untuk membuat api
.
Dia mulai bercerita tentang perjalanan. Dia sudah tahu kita akan pergi ke Semarang dan Lasem, bahwa itu adalah kota yang tempatnya panas. Ia juga memberitahu, kalau setiap individu harus membagi ke kelompoknya. Seperti membagi cemilan, jika sudah ada yang lapar. Harus tahu jarak tempuh, disarankan untuk membawa peta masing-masing kelompok.

Hal yang terpenting adalah “what to bring”, dan “how to pack”. Opa Felix menyarankan kita untuk membawa topi, jaket tipis kalau bisa sekalian water proof, dan sendal. Karena suhu yang sangat panas, kita harus membawa minum yang cukup/banyak. 

Setelah itu, kita mulai bertanya-tanya tips-tips. Seperti cara menjaga uang yang jumlahnya cukup besar. Jawabannya, yang di dompet atau saku hanya yang akan dipakai untuk keseharian. Bawa tas pinggang atau tas kecil untuk menyimpan beberapa. Tips menjaga barang agar tidak dicuri: jangan menggunakan sesuatu yang mencolok, barang-barang disimpan dengan rapi, dan jangan terburu-buru agar tidak ada yang tertinggal.

Jika pergi ke suatu tempat, jangan hanya mengunjungi tempat yang menjadi ikonik kota tersebut, seperti lawang sewu atau gereja blenduk, tapi cobalah kunjungi pasar atau pelabuhan, melihat aktivitas warga disana.



Comments

Popular Posts