Pemilahan Sampah di Jepang dan Indonesia

Menurutku, sampah adalah barang yang sudah tidak berguna lagi. Namun sampah masih bisa untuk didaur ulang. Tapi di Indonesia, masih banyak hal yang perlu diperbaiki, seperti membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah, mendaur ulang sampah.
Maka dari situ, kita harus mencari solusi untuk permasalahan sampah di Indonesia, salah satunya adalah belajar dari negara yang sangat peduli dengan kebersihan, yaitu Jepang.

Pemilahan sampah di Jepang, adalah contoh pemilahan sampah terbaik di dunia. Anak-anak di Jepang, sejak 3 SD sudah dilatih membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Hal tersebut membangun kebiasaan yang sudah tertanam sehingga dilakukan di bawah alam sadar.
Ada pemda yang mengharuskan sampah dimasukkan ke dalam kantong-kantong yang transparan. Ada beberapa jenis sampah untuk pemilahan tersebut. Hal ini bergantung dari kebijakan pemda setempat, tapi pada dasarnya sampah dibagi dalam jenis sampah yang dapat dibakar, yang tidak dapat dibakar, dan berbagai jenis lainnya seperti botol, kaleng, dan sampah berukuran besar. Di Prefektur Shiga yang terkenal dengan danau yang berair jernih, diberlakukan sistem pemilahan sampah dalam 5 jenis, yaitu sampah kertas, organik, plastik, logam, dan botol kaca.

 Sebagai contoh, betapa sekedar membuang sampah saja kini sudah menjadi tugas yang rumit. Contoh sistem pembuangan sampah di dua tempat, yaitu Shinjuku (distrik perkantoran, perbelanjaan dan tempat tinggal di pusat Tokyo), dan di kota Yokohama.
Shinjuku merupakan daerah perkantoran dan pertokoan yang ramai, dan juga perumahan. Pengambilan sampah yang berasal dari rumah tangga biasa adalah gratis (untuk sampah barang yang bisa terbakar dan tidak terbakar, dan sampah barang-barang yang dapat didaur ulang). Untuk sampah dari toko dan bisnis dikenakan biaya. 
 Pada dasarnya, pemda menghendaki agar toko dan bisnis mengurus sendiri pembuangan dan pengambilan sampah mereka. Namun pemda bersedia menangani sampah dari toko atau bisnis asal saja kurang dari 50kg per hari, dan untuk itu mereka harus menempelkan stiker khusus (stiker bayar). Seperti dapat dilihat pada contoh gambar sticker khusus untuk sampah dengan berat lebih dari 50kg, pihak yang akan membuang sampah harus membayar sejumlah uang 600 Yen atau Rp60.000,-.
Untuk barang-barang yang dapat didaur ulang, disarankan agar warga kota berprinsip “3R”, yaitu“Reduce” (mengurangi, jangan membeli barang-barang yang tidak perlu), “Reuse” (pakai kembali, usahakan memanfaatkan semaksimal mungkin dengan memakai berulang-ulang. Misalnya, jangan buang botol, pakailah berkali-kali), “Recycle”(mendaur-ulang. Pilah dan kembalikan untuk didaur-ulang).  

 6 kategori, dengan tempat pembuangan atau penampungan yang berbeda, yaitu koran bekas, majalah bekas, kaleng, botol plastik, tetrapack, baterai bekas, styrofoam.
3R

5 jenis pemilahan sampah
 http://www.imccsub.com/tentang-jepang/jepang-modern/229-bagaimanakah-sistem-pembuangan-sampah-di-jepang.html

 http://www.olahsampah.com/index.php/manajemen-sampah/39-rahasia-sukses-pengolahan-sampah-di-jepang

Comments

Popular Posts