Diskusi Mangkuk Kaca #1


Tanggal 6 Maret 2015, kelas Andaliman(SMP2), melakukan diskusi dengan cara baru. Namanya itu Diskusi Mangkuk Kaca, kita baru-baru saja memgenal cara ersebut, dan tentunya dikenalkan oleh kakak-kakak kami, kak Danti dan kak Braja. Menurutku, dengan cara baru ini, semua bisa berbicara dan mengungkapkan pendapatnya, karena semua mendengarkan dan bergiliran saat berbicara. Tentunya ada kemampuan yang terasah saat berdiskusi, yaitu kita lebih bisa merangkai kalimat, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik, tentunya belajar berpikir cepat untuk mengungkapkan pendapatnya. Yang harus disiapkan agar diskusi bisa berjalan dengan lancar, kita harus membuat pernyataan dan pertanyaan yang jitu, dan kita jadi lebih mudah untuk mengajukan sebuah pernyataan, karena kita sudah membawa bukti(berarti awalnya kita sudah harus mencari tahu tentang berita tersebut). 
Peraturanya sangat mudah untuk dimengerti : 
  • ·         Hanya satu peserta di dalam mangkuk dalam berbicara pada satu waktu. Peserta di luar mangkuk wajib mencatat pernyataan dan ditanggapi dengan pertahnyaan atau pernyataan.

  • ·         Peserta harus menggunakan isyarat seperti bahasa tubuh atau kontak mata untuk menentukan kapan saat yang tepat untuk berbicara.

  • ·         Tanggapan komentar-komentar dari peserta lain harus menambahkan bukti tambahan. 

  • ·         Peserta dapat memilih untuk meninggalkan/memasuki diskusi setelah ia telah membuat semacam kontribusi yang berarti dalam diskusi.

  • ·         Untuk dapat keluar masuk mangkuk, seseorang harus menepuk peserta lain. Jika akan masuk ke dalam mangkuk, kamu harus menepuk teman yang telah berpendapat.

Dan hari jumat kemarin, topik pembahasan kita adalah AKULTURASI dan TRANSPORTASI. Setelah aku merangkum jawaban-jawaban teman-teman saat berdiskusi, jadi seperti ini : akulturasi memberi budaya baru, yang terdiri atas 2 budaya. Akulturasi tentunya memberi dampak negatif dan postif, bisa dibilang keduanya seimbang. Dampak positifnya itu bisa menambah wawasan dan budaya baru, dan tentunya susah untuk dilakukan. Karena bisa terjadi kesalahan, awalnya berencana untuk melakukan akultuasi, tapi hasilnya menjadi asimilasi, karena budaya asing lebih mendominasi. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa budaya aslinya itu tidak akan hilng, tapi emang kadang-kadang budaya yang asing lebih dominan.

Sekarang beralih ketopik selanjutnya, yaitu tentang transportasi. Sama seperti sebelumya, ini hasil rangkuman, karena kebanyakan pernyataan sama dengan peserta lainnya, jadi lebihmudah untuk dirangkum. Transportasi memberikan dampak positif dan negatif, dampak positifnya, memudahkan untuk bertransportasi, membuat terjadinya akulturasi, dan dampak negatifnya adalah banyak rel atau stasiun yang tidak atif, memakan banyak korban jiwa saat pembangunan. Saat proses pembanguna, hutan mulai hilang karena pohon-pohon ditebang, untuk membuat jalur, dan hewan kehilangan habitatnya yang mebuat mereka punah. Tapi ada juga yang berpendapat, bahwa tidak hanya karena proses pembangunan, tetapi karena setelah pembangunannya, dilingkungan sekitar jalur, tapi karena polusi di sekitarnya dan mulai banyak bangunan yang memakan banyak tempat.
#latepost

Comments

Popular Posts